Posts

Showing posts from 2017

Ayat - Ayat Yang Menjelaskan Tentang Kepedulian Sosial

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Islam adalah agama samawi terakhir yang dirisalahkan melalui Rasulullah SAW. Karena Islam sebagai agama terakhir dan juga sebagai penyempurna ajaran-ajaran terdahulu, maka sangat bisa dipahami, jika Islam merupakan ajaran yang paling komprohensif, Islam sangat rinci mengatur kehidupan umatnya, melalui kitab suci al-Qur’an. Allah SWT memberikan petunjuk kepada umat manusia bagaimana menjadi insan kamil atau pemeluk agama Islam yang kafah atau sempurna. Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Hablum Minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan) dan Hablum Minannas (hubungan manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang walaupun hablumminannas lebih banyak di tekankan. Namun itu semua bukan berarti lebih mementingkan urusan kemasyarakatan, namun hal itu tidak lain karena hablumminannas lebih komplek dan lebih komprehensif. Oleh karena itu suatu anggapan yang salah

ilmu qiraat

ILMU QIRA’AT A.Pengertian qiraat Qiraat adalah suatu mazhab (aliran) pengucapan alquran yang dipilih oleh salah seorang iman qurra' sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab yang lainnya,yang bersumber hukum dari rasulullah. B.Pembagian qiraat Qiraat ada 6 yaitu: • Qiraat mutawatir,yaitu yang dinukilkan oleh sejumlah besar periwayat yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah orang yang seperti itu dan sanadnya bersambung hingga penghabisannya yaitu rasulullah. • Qiraat mashur,yaitu qiraat yang sahih sanadnya tetapi tidak sampai derajat mutawatir,sesuai dengan kaidah bahasa arab dan rasm ustmani. • Qiraat ahad yaitu qiraat yang sahih sanadnya melebihi rasa ustmani sesuai dengan kaidah bahasa arab,contoh pada surah attaubah ayat 128. • Qiraat maudu yaitu qiraat yang ada asalnya. • Qiraat mudraz qiraat yang ditambah bacaannya • Qiraat syaz yaitu qiraat yang tidak sahih sanadnya,yang terdapat pada surah al-fatihah ayat terakhir “jangan pula jalan