Ayat-Ayat Yang Menjelaskan Tentang Ilmu Pengetahuan
PEMBAHASAN
A. Hakikat Ilmu Dalam
Al-Qur’an
Al-Qur’an di turunkan pada suatu kaum
yang saat itu secara mati-matian menolaknya, karena merekan melindungi
berhala-berhala yang sejak dahulu meraka sembah dan karena beerkaitan dengan
apa yang meraka yakini kebenarannya. Penolakan yang dilakukan oleh kaum itu
tidak lain dikarenakn mereka belum memproleh ilmu (hidayah) dari Allah.
Pada masa itu, wahyu
diturunkan kepada umat manusia dengan di dalamnya ada ilmu. Allah yang
menjelaskan rahasia-rahasia kejadian bermacam-macam hal, menguraikan secara
rinci tentang proses penciptaan dari manusia,menetapkan asal-usul dan
menjelaskan rahasia-rahasia saat ini dan merangkan keadaan masa depan yang akan
di lalui oleh sebagia makhluk. Dengan begitu, dapat dimegerti mengapa al-Qur’an
menyebut kata ‘ilm (pengetahuan) dan
derivasinya lebih dari 765 kali dalam berbagai ayat dan surat.
Saat
umat manusia memasuki zaman penemuan ilmiah, maka mereka mulai memiliki
peralatan yang caggih untuk penelitian ilmiah sehingga memungkinkan untuk
mengumpulkan kelompok-kelompok penelitian dalam berbagai macam lapangan dan
disiplin ilmu.
Dalam berbagai ayat al-Qur’an Allah
mengingatkan manusia untuk melihat tanda-tanda
kebesaran-Nya melalui ilmu yang mendalam tentang arti maksud ayat-ayat itu.sebagian dari ayat
Allah,seperti daerah lagit dan di bumi yang mencakup api, tumbuh-tumbuhan, dan
lain –lain dari ciptaan-Nya yang menakjubkan.Wahyu Allah dalam al-Qur’an yang
berisi dangen informasi tentang keteranga-keterangan makhluk ciptaan Allah.
Jikapun ada kekurangan mengenai kejadian tentang kandungan isi al-Qur’an, maka
hal itu bukan berarti kandungan al-Qur’an yang dangkal, tetapi tingkat kejian
ilmiah yang dilakukan oleh ilmuan tentang hal sebelum memandai serta belum mampu
digali sampai pada hakekat yang dimaksud oleh kandungan isi al-Qur’an itu.
Dengan demikian, dalam hal ini dibutuhkan pengkajian secara berlanjut untuk
mendalami makna yang tersurat dan tersirat dalam ayat-ayat Allah.
B.
Al-Qur’an Dan Ilmu Pengetahuan
Al-Qur’an memiliki peran strategis dalam penyebaran dan
pemberian motivasi untuk mengembangkan sekaligus memperdalam pengetahuan bagsa
Arab. Setingkat di bawah al-Qur’an adalah peran Rasullah SAW lewat hadistnya.
Ayat kedua dari surat di atas mengndung keunikan mukjizat
ilmiah al-Qur’an. Para mufassir klasik megatakan bahwa kata al-‘alaq merupakan bentuk jama’ dari al-alaqah. ‘Alaqah seperti mereka katakan adalah gumpalan darah yang
mengandung kerena kelebabanya. Namun Ibnu ‘Abbas mengganggap bahwa al-‘alaq
adalah sejenis lintah hitam. Dinamakan ‘alaq karena jika diletakkan di bagian
tubuh manapun dari manusia, ia akan menempel (‘alaqa) untuk menghisap darah yang rusak. Ketika ilmu pengetahuan
kian maju, mikroskop makin canggih, dan para ilmuan berhasil megetahui bentuk
dan proses pembentukan spermatozoa, menjadi jelaslah bahwa spermatozoa sangat
mirip dengan seekor lintah (dudah
al-‘alaq) yang disebut Ibnu ‘Abbas. Spermatozoa memiliki kepala dan ekor
sama dengan lintah.
Selanjutnya, untuk lebih menekankan pentingnya ilmu
pengetahuan maka al-Qur’an melalui ayat-ayatnya menjelaskan tentang kelebihan
dan keutamaan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Semakin mendalam ilmu
seseorang, semakin mendalam pula keimanannya kepada Allah serta pada bangkitan
dan hari perhitungan.
Pada ayat yang lain bahkan Allah bersumpah dengan pena (qalam). Hal itu tentunya sudah cukup
membuktikan pentingnya ilmu pegetahuan, penuntut ilmu pengetahuan, dan tenaga
panjangnya di dalam Islam. Mengawali sebuah surat dalam al-Qur’an (Q.S.
Qalam/68:1-4) Allah berfirman:
ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ (١)
مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ
(٢) وَإِنَّ لَكَ لأجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ (٣)
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤
“Nun,
demi kalam dan apa yang mereka tulis. Berkait nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad)
sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu bener-bener pahala
yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu bener-bener berbudi
pekerti yang agung”.
Pada mufassir memiliki pandangan
beragam tentang maksud kata nun yang
dijadikan pembuka surat ini. Sebagian menyatakan bahwa ia merupakan huruf
pembukan surat yang sama dengan kata hamim,
shad, qaf, dan lainnya.
Berikut adalah ayat-ayat lain terkait
dengan pentingnya ilmu pengetahuan dan dudukan ilmu pengetahuan dan kedudukan
para ilmuan:
Q.S. Al-Nisa’/4:162
لَٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ ۚ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tetapi
orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang yang
mukmin,mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan sebelummu dan
orang-orang yang mendirikan shalat, menunai zakat, dan beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan kami berikan kepada mereka pahala
yang besar”.
Maksud
dari surat di atas adalah bahwa al-Qur’an itu terpelihara dalam dada dengan
dihapal oleh banayk kaum muslimim turun temurun dan di pahami oleh mereka,
sehingga tidak ada seseorang pun yang dapat mengubahnya.
C.
Ayat-ayat Kauniyyah (Tentang Alam Semesta)
1. Bahasa Simbol Dan Kebenran Ilmiah
Ayat-ayat
al-Qur’an yang menyinggung kebenaran ilmiah al-Qur’an selalu ditampilkan secara
simbolik. Ini menyaksikan bahwa Allah SWT tidak ingin menyebutkannya dengan
jelas dan tenang demi mencapai tujuan yang diinginkan Allah SWT untuk
menjadikan kehidupan sebagai medan
perjuangan dan pergulatan.
Manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling baik dari pada ciptaan-Nya yang lain
dengan menganugrahi akal yang selayaknya diberdayakan secara maksimal sehingga
manusia dapat megembangkan pegetahuannya mengenai rahasia alam semesta.
Untuk memehami pengertian bahasa simbol dimaksud kiranya
dapat diperhatikan Firman Allah SWT dalam Q.S.al- Zumar/39:5 sebagai berikut:
خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ ٱلَّيْلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفَّٰرُ
“Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, dia menutupakan malam
atas siang dan menutukan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Setelah pengetahuan modern menetapkan bahwa bumi ini
bulat, sekarang kita dapat memahami tentang makna redaksi “Dia menutupkan malam
atas siang dan menutup siang atas malam”, yang ingin menyatakan bahwa
kegelapan malam melingkari bumi dikarenakan bumi bulat, demikian juga dengan
cahaya di siang hari. Kemungkinan penafsiran yang lebih mendekati kebenaran,
karena kepala manusia hampir berbentuk bulat seperti bumi.
Dalam penafsiran ayat yang sama, Ibnu ‘Abbas menyatakan
bahwa gunung-gunung berjalan secara berlahan bagaimana awan. Sayangnya Ibnu
‘Abbas tidk menerangkan apa yang di maksud dengan berjalan perlahan dan
bagaimana gunung dapat dikatakan bergerak sementara dalam pandangan orang
seolah tidak bergerak.
Banyak kebenaran ilmiah lainnya yang sebagian telah
berhasil dipecahkan dan sebagian lainnya yang masih menuggu upaya
sungguh-sungguh para ilmuan maupun ahli tafsir.Al- Qur’an seperti ibarat peti
yang mengandung begitu banyak barang yang tiada habisnya. Ia adalah sumber
segala pegetahuan yang dibutuhkan manusia dalam menggaktualisasikan diri,baik
dalam kehidupan dunia dan akhirat.
2. Gambaran Ayat-Ayat Kauniyah
Pada ayat-ayat Kauniyah, signal keberadaan Allah
tersembunyi di seluruh benda-benda alam yang ada, bahkan pada diri manusia itu
sendiri, seperti pada ayat berikut:
Q.S. l-Nahl/16:79
أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Tidaklah
mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas.
Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebenaran Tuhan)
bagi orang-orang beriman”.
Q.S. al-Fushshilatr /
41:53
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami disegala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga cukup jelas bagi mereka bahwa
Al-Qur’an itu adalah benar. Tiada cukup bahwa sesungguhnya Tuhannmu
“Maha
suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan,dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuat. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia memguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.Maka
lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan
payah. Sesungguhnya kami telah
menghiasi lagit yangdekat dengan
bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar
syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala”.
Kendatipun terdapat sekian banyak ayat tersebut, bukan
berarti bahwa Al-Qur’an sama dengan kitab ilmu pengetahuan, atau bertujuan untuk meguraikan
hakikat-hakikat ilmiah. Ketika Al-Qur’an memperkenalkan dirinya sebagai penjelas
terhadap segala sesuatu,bukan maksudnya menegaskan bahwa ia mengandung segala
sesuatu,tetapi bahwa dalam Al-Qur’an terdapat segala pokok petunjuk menyangkut
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
PENUTUP
Konsep
ilmiah dalam mengkaji isi kandungan al-Qur’an dapat diperhatiakan dalam
memberitaan al-Qur’an tentang hakikat sesuatu yang dapat dibuktikan (diuji)
oleh ilmu pengetahuan yang mana hal itu belum mungkin dicapai pada masa
Rasullah SAW karena keterbatasan sarana manusia pada saat itu. Hal ini menjadi
bukti kebenaran Rasullah SAW tentang apa
yang telah diwahyukan Allah kepadanya.
Hal tersebut di atas terjadi berkat rahmat Allah SWT,
kandungan al-Qur’an yang sarat dengan ayat-ayat suci yang agung serta usaha yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menamamkan sikap cinta
ilmu disanubari umat Islam.
sangat membantu..
ReplyDelete